Sabtu, 24 Desember 2011

Hasil Analisis Seputar Presiden Pilihan Pelajar

Oleh : LaPSI PP IPM

Pemilih Pemilu pemula dari kalangan pelajar tentu memiliki pengaruh terhadap hasil pemilihan umum 2009 di Indonesia. Oleh karena itu, LaPSI (Lembaga Pengembangan Sumberdaya Insani) mencoba melakukan survey terhadap pelajar pemilih pemula antara usia 17 sampai 19 tahun pada tanggal 6-8 April lalu. Survey yang dilakukan di SMA/sederajat di Kota dan empat Kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta ini menggunakan metode sampeling dengan menyebarkan kuesioner secara random.

Dari 500 responden yang masuk ke LaPSI, pelajar banyak yang meleset dari jawaban yang benar tentang bulan dilaksanaknnya Pilpres. Hanya 19% dari responden yang benar-benar mengetahui bulan pelaksanaan Pilpres dan Wapres, sedangkan 81% menjawab salah dan 53% diantaranya tidak mengisi jawaban atau mengisi dengan jawaban tidak tahu. Hal ini dimungkinkan karena kurangnya pengetahuan politik pada pelajar atau kurangnya antusias dari pelajar mengikuti perkembangan dan jadwal pemilihan presiden dan wakil presiden.

Pelajar masih mengharapkan Calon presiden di Negara ini adalah mereka yang mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan 80% pelejar menyatakan penting latar belakang pendidikan bagi presiden  Indonesia kelak. Hal ini dibuktikan dengan 39,6% pelajar memilih S2 atau S3 sebagai latar belakang pendidikan Capres. 26,4% memilih S1. Dengan demikian perhatian pelajar terhadap pendidikan cukup menggembirakan karena lebih dari 75% mengharapkan pemimpin bangsa ini tidak hanya sampai pada tingkat sembilan tahun wajib belajar saja seperti yang diprogramkan pemerintah atau mereka yang hanya memiliki pengaruh kuat dalam masyarakat seperti keturunan darah biru saja.

Pelajar juga mengharapkan Presiden dan wakilnya yang jujur, amanah dan cerdas (41%), memperjuangkan pendidikan murah dan berkualitas (25%), berwibawa dan tegas sebanyak 22% dan lainnya 9%. Dalam hal ini jelas bahwa pelajar masih memiliki harapan kepada para pemimpin bangsa agar memiliki kriteria yang benar-benar bisa mempertanggungjawabkan kepemimpinannya, tidak mementingkan dirinya sendiri dengan menggadaikan aset Negara atau mengambil hak rakat. Masalah pendidikan yang masih melanda dunia pendidikan Tanah Air juga perlu diperhatikan lebih lanjut terutama dengan mengoptimalkan anggaran Pendidikan 20% sehingga taraf pendidikan lebih berkualitas juga dapat dirasakan oleh seluruh elemen putra bangsa.
Yang patut menjadi tugas utama bagi presiden dan wakilnya kelak setelah terpilih yaitu 42 % responden menyatakan bahwa yang paling memprihatinkan adalah semua yang berkaitan dengan pendidikan yang terdapat di Tanah Air. Hal ini ditandai dengan 16% masih mahalnya biaya pendidikan di berbagai sekolah, 10% dijumpai tawuran pelajar di berberapa daerah yang meresahkan, 9 % terbatasnya fasilitas sekolah dan 8 % masih terdapat sistem kekerasan terhadap pelajar. Selain itu juga dari 29% responden menyatakan bahwa kemiskinan dan pengangguran merupakan hal yang tidakkalah untuk diperhatikan dan 25% menyatakan bencana alam juga hal yang perlu diantisipasi atau terdapat fasilitas yang cekatan dalam penanggulangannya.
Ternyata pelajar belum memberikan pilihannya dalam menentukan siapa nama presiden pilihan pelajar tersebut. Namun hanya memberikan jawaban berupa kriteria yang diharapkan oleh pelajar atau masih merahasiakan pilihannya. Ini ditandai dengan 49,2% dari jumlah responden tidak mencantumkan nama presiden idamannya.

Akan tetapi dari separoh responden yang menyatakan pilihannya, ternyata Presiden periode 2004-2009 masih diminati untuk memimpin Tanah Air ini dibandingkan dengan tokoh – tokoh Nasional yang lainnya. Hal ini ditandai dengan tingkat keminatan pelajar terhadap SBY sebanyak 27.2%, disusul dengan Sri Sultan Hamengkubuwono X sebanyak 6,8% dan diikuti oleh Amien Rais dan Prabowo Subianto yang memiliki jumlah prosentase yang sama yaitu masing-masing 5,6%.

Tidak ada komentar: